Materi Tim, Kelompok, Dan Komunikasi
Resume Materi Tim, Kelompok, dan Komunikasi (Buku Pengantar Manajemen Sentot Imam Wahjono)
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Nama : Susi Halimah
NIM : 7101420008
Dosen Pengampu : Bp. Agung Kuswantoro, S.Pd., M.Pd.
TIM, KELOMPOK, DAN KOMUNIKASI
A. Pembentukan Tim
Banyak perusahaan membentuk tim dan berusaha menghidupkan kerja sama tim untuk menjamin efektivitas dan efisiensi target. Tim yang dibentuk itu untuk melengkapi struktur organisasi yang telah mapan berjalan. Karena terkadang struktur organisasi yang ada tidak mampu mengatasi permasalahan yang bersifat temporer dan mendadak. Maka perlu dibentuk tim yang fleksibel, tidak bertele-tele, tidak memerlukan banyak orang, mempunyai keahlian serta keterampilan yang merata dan seimbang. Ada dua jenis tim dalam organisasi yaitu tim formal yang berhubungan langsung dengan pekerjaan-pekerjaan pokok perusahaan dan tim informal yang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan inti perusahaan.
Berikut ada tiga jenis tim dalam tim formal :
1. Command team (tim komando), yaitu tim yang terdiri seorang manajer yang dilapori oleh beberapa karyawan anggota timnya.
2. Committee (komite), yaitu tim yang biasanya mempunyai tugas khusus yang memerlukan waktu penyelesaian relatif lama.
3. Task force or project team (gugus tugas atau tim proyek), yaitu tim sementara yang di bentuk untuk menangani masalah khusus yang bersifat mendesak yang tidak mungkin diselesaikan hanya oleh anggota terstruktur.
Tim informal meski tidak mempengaruhi kinerja perusahaan secara langsung namun keberadaannya diperlukan. Seperti tim olahraga, kesenian ataupun jamaah pengajian sangat menunjang iklim yang kondusif dalam memajukan perusahaan.
Keberhasilan tim sangat dipengaruhi oleh kekompakan (cohesiveness) para anggotanya. Kekompakan tim merupakan indikator penting mengenai seberapa besar pengaruh tim secara keseluruhan atas anggota secara individual. Oleh karena itu, ada empat cara untuk meningkatkan kekompakan :
1. Memperkenalkan persaingan, konflik dengan individu luar atau kelompok lain sering kali meningkatkan kekompakan tim.
2. Meningkatkan ketertarikan antar pribadi, orang cenderung bergabung dengan tim yang anggotanya mereka kenal atau mereka kagumi.
3. Meningkatkan interaksi, walaupun kita jarang dapat selalu menyukai semua orang yang bekerja sama dengan kita, tetapi dengan meningkatnya interaksi dapat memperbaiki persahabatan dan komunikasi.
4. Menciptakan tujuan bersama dan rasa senasib, efektivitas suatu kelompok merupakan suatu fungsi dari tiga variabel yaitu saling ketergantungan tugas, potensi, dan ketergantungan hasil.
B. Kelompok
Kelompok adalah suatu sifat yang alami apabila manusia hidup secara berkelompok. Selain ada saatnya manusia juga ingin hidup individual, manusia juga menggantungkan hidupnya pada kelompok dengan alasan antara lain keamanan, status, harga diri, afiliasi, kekuatan, dan pencapaian tujuan.
Robbins & Coulter (2014 : 454) menjelaskan lima tahap pembentukan kelompok, yaitu sebagai berikut.
1. Pembentukan (forming). Tahap pembentukan dicirikan dengan banyaknya ketidakpastian mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Tahap ini akan selesai apabila para anggota telah berpikir bahwa dirinya adalah bagian dari kelompok.
2. Keributan (storming). Tahap keributan adalah tahap terjadinya konflik di dalam kelompok. Konflik muncul pada saat anggota menolak adanya batasan terhadap hak-hak individualnya.
3. Penormaan (norming). Tahap ini ditandai dengan berkembangnya hubungan yang erat dan masing-masing anggota merasa saling memiliki dan saling tergantung, sehingga antar anggota akan timbul persahabatan. Tahao ini selesai apabila struktur kelompok telah mapan dan menyerap semua harapan serta keinginan para anggotanya.
4. Pelaksanaan (performing). Pada tahap ini, struktur telah sepenuhnya berfungsi dan diterima baik oleh anggota. Energi kelompok diarahkan pada bagaimana melaksanakan tugas bukan lagi pada mencoba untuk memahami dan mengerti.
5. Penundaan (adjourning). Bagi kelompok yang cenderung bersifat komite, tim, dan lain-lain kepanitiaan yang bersifat ad-hoc dan sementara, maka tahap akhirnya adalah penundaan.
C. Komunikasi
Komunikasi menjadi titik yang penting karena segala proses perencanaan dan pengorganisasian tidak akan dapat dijalankan dengan baik tanpa komunikasi yang baik. Pada hakikatnya komunikasi adalah proses penyampaian pesan dengan maksud memperoleh pengertian (persepsi) yang sama. Efektivitas komunikasi sangat berpengaruh terhadap efektivitas kepemimpinan.
Hubungan komunikasi dengan fungsi manajemen :
Komunikasi sebagai penggerak fungsi-fungsi manajemen, karena tujuan perusahaan mustahil atau sulit dicapai tanpa adanya komunikasi. Di dalam perusahaan, objek komunikasi adalah seluruh fungsi manajemen yang meliputi POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Sedangkan, subjek komunikasi adalah seluruh komponen yang ada dalam perusahaan, mulai dari top manajemen sampai dengan karyawan. Terdapat beragam media komunikasi dalam perusahaan, mulai dari struktur organisasi, job description, instruksi-instruksi kerja, peraturan-peraturan kerja, pengumuman, surat edaran, apel pagi dan sore, rapat-rapat dan notulanya, serta pertemuan-pertemuan informal.
Penyampaian pesan dalam komunikasi :
Tahap pertama setelah pesan dikirim adalah penyandian. Dalam penyandian ini diperlukan konvensi atau kesepakatan bersama tentang bentuk atau suara tertentu yang dipakai. Tahap berikutnya adalah pesan tersebut akan melewati saluran komunikasi. Saluran inilah yang memengaruhi penyampaian pesan. Tahap berikutnya adalah tahap pengartian sandi yang telah dikirimkan melewati saluran itu. Untuk menjamin komunikasi berjalan dengan baik dan benar, maka diperlukan tersedianya atau terbukanya proses umpan balik.
Prinsip komunikasi :
Untuk mengatasi banyaknya masalah dalam komunikasi American Management Associations (AMA) telah menyusun sejumlah prinsip komunikasi yang dikenal dengan sepuluh pedoman komunikasi yang baik, yaitu sebagai berikut.
1. Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum dikomunikasikan.
2. Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3. Pertimbangan keadaan fisik dan manusia keseluruhan, kapan saja komunikasi akan dilakukan.
4. Konsultasikan dengan pihak-pihak lain, bila perlu dalam perencanaan komunikasi.
5. Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar berita selama berkomunikasi.
6. Ambil kesempatan, bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu yang membantu atau umpan balik.
7. Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilakukan.
8. Perhatikan konsistensi komunikasi.
9. Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10. Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk dimengerti tetapi juga untuk mengerti.
Faktor komunikasi berjalan efektif :
Ada tujuh faktor yang patut diperhatikan agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif.
1. Kredibilitas, penyampai pesan haruslah orang yang dapat dipercaya-tidak bohong, dusta, menipu, dan mengada-ada.
2. Kontekstual, informasi yang disampaikan haruslah berhubungan antara si penyampai dan si penerima pesan.
3. Bernas, informasi atau pesan yang disampaikan haruslah berisi, bukan kabar angina, desas desus, dan rumor.
4. Jelas, pesan harus jelas tidak kabur dan tidak berbelit-belit.
5. Sinambung dan Ajeg, pesan harus mempunyai kesinambungan dengan pesan-pesan sebelumnya dan dalam kondisi yang teratur dan konsisten.
6. Kapabilitas Audiens, harus disesuaikan dengan kemampuan pendengar termasuk kesesuaian bahasa dan gaya bahasanya.
7. Ketepatan Media, pemilihan media sebagai alat penyampai pesan sangat memengaruhi efektivitas komunikasi.
Sekian dari saya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Sukoharjo, 1 Desember 2020
Dosen Pengampu : Bp. Agung Kuswantoro, S.Pd., M.Pd.
Komentar
Posting Komentar